beberapa hari ini, status facebook sedang ramai diisi dengan tema "antri e-ktp yang bagaikan antri sembako". memang benar, siang tadi saya merasakan sendiri begitu lamanya antrian untuk foto e-ktp di kantor kecamatan tempel, kabupaten sleman. bagi teman-teman dan tetangga yang memasukkan undangan ke bagian registrasi pada pukul 8.30an, maka baru bisa foto pukul jam 11an. bagi saya yang baru memasukkan undangan jam 10.30 baru bisa masuk ke ruang foto pukul setengah dua lebih hampir jam dua. bisa dibayangkan betapa lamanya mengantri demi subuah lembar identitas yang belum terlihat seperti apa bentuk e-ktp itu nantinya. bahkan produk itu akan dibagikan kapan kita belum ada yang mengetahuinya. melihat antrian yang seperti itu, insting teknik industri saya langsung bekerja. mengapa hajatan nasional seperti itu bisa mengakibatkan antrian panjang? sedikit analisis saya berikut hanya melihat sedikit dari kemungkinan penyebab antrian dan aspek lain yang bisa dengan mudah dilihat dari sudut pandang saya. di sini saya tidak akan mengulas mengenai keterkaitan antara e-ktp dengan keamanan nasional, korupsi, dll. ini semata-mata teknis yang sangat mungkin terjadi pula di daerah lain.
[caption id="" align="alignleft" width="286" caption="denah 2"][/caption]
ketika melihat ruangan yang digunakan bisa dibilang tidak begitu besar, tetapi bisa digunakan untuk tiga operator. saya pikir dengan kondisi yang sperti itu, proses pengambilan gambar bisa lebih dioptimalkan. gambar denah, saya buat dengan semirip mungkin dengan kondisi yang ada tadi siang meskipun skalanya tidak sesuai. diasumsikan sudah mengumpulkan undangan, jadi tinggal proses pengambilan gambar. proses yang dilakukan adalah: masuk ke ruangan, difoto, bertanda tangan, pengambilan sidik jari dan iris mata, bertanda tangan, selesai. cukup sederhana, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. mengapa? kita lihat kembali prosesnya, setelah proses foto dan tanda tangan, setiap orang harus berpindah tempat duduk untuk proses pengambilan sidik jari dan iris mata. demikian pula setelah selesai, kembali ke tempat tanda tangan untuk bertanda tangan sebelum keluar ruangan. sepertinya sederhana, tapi jika saja satu orang memerlukan waktu tiga menit untuk proses keseluruhan, waktu sepuluh detik terbuang hanya untuk berpindah tempat. sepuluh detik dikalikan berapa ratus orang, hasilnya juga banyak menit. jika saja yang difoto adalah orang tua yang sudah jompo, perpindahan ini terasa sekali lamanya bisa mencapai semenit.
[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="pengambilan sidik jari"][/caption]
masalah lain yang tidak begitu terlihat tapi jika dioptimalkan bisa sedikit mengurangi waktu pelayanan adalah tinggi alat pengambil sidik jari (finger print). saya melihat alat yang tingginya lima belasan centimeter itu diletakkan di atas meja yang juga digunakan untuk meletakkan monitor komputer. jadi bisa dilihat cukup tinggi dalam penggunaannya. bagi orang yang berperawakan tinggi, itu tidak masalah, tapi bagi rata-rata orang, itu terlalu tinggi dan memaksa untuk berdiri padahal sebelumnya dalam posisi duduk. meskipun sederhana dan tidak membuang waktu terlalu lama, tapi jika sekian detik dikalikan ratusan orang, hasilnya banyak menit. ini berkaitan dengan antropometri (salah satu materi dalam analisis pengukuran kerja dan ergonomi), seharusnya tinggi meja plus tinggi alat adalah setinggi tinggi siku duduk dengan precentil 50. jadi diperlukan alat tambahan berupa meja khusus untuk finger print itu agar tinggi total sama dengan tinggi siku duduk. kesimpulannya, mengurangi potensi peserta untuk terlalu banyak bergerak ke sana ke mari.
maka saran saya dengan sidikit ilmu yang saya miliki, digunakan alternatif sebagaimana sudah saya jelaskan dan seperti denah ke dua, kursi tempat peserta satu saja untuk semua aktivitas. kamera bisa diletakkan di atas meja dengan tripot yang lebih pendek. untuk mengurangi potensi berdiri dalam pengambilan sidik jari, diberi meja tambahan untuk finger print. kemudian, untuk mengurangi potensi operator termasuk registrasi untuk berjalan-jalan kesana kemari, sebaiknya digunakan kursi yang biasa digunakan di kantor-kantor yang dibawahnya ada rodanya dan bisa berputar ke kanan maupun ke kiri (apa namanya ya... hehehe...).
dari tadi dikatakan "jika dikalikan ratusan orang akan banyak menit" karena dalam satu hari pelayanan bisa dilakukan untuk sekitar 150 KK. jika satu KK berisi 4 orang, maka akan melayani 600 orang dengan 3 operator. jika satu pelayanan bisa dikurangi 10 detik saja, untuk 100 orang, akan hemat 1000 detik atau setara dengan 16 menit. 16 menit itu bisa dialokasikan untuk peserta yang lain bukan. sebenarnya masih banyak yang bisa dianalisis dan dioptimalkan, tapi kalau disebutkan semua bisa kuliah 3 SKS nanti :D. semoga saja dari pihak kecamatan mana pun ada yang membaca dan bisa membantu sistem yang sedang dijalankan. ini semata-mata untuk kenyamanan bersama.