bagaimana perasaan anda jika ternyata makanan yang anda konsumsi jauh dari faktor higienis bahkan menjijikkan? anda tidak mau memakannya bukan? tetapi ternyata ada oknum yang menjual makanan menjijikkan dan tidak sehat dengan sedikit menambahkan "kreativitas". isu itulah yang diangkat oleh trans tv salah satu televisi swasta nasional dalam acara reportase investigasi. banyak perasaan yang muncul setelah melihat tayangan itu, menjijikkan, takut, waspada, kesal, dan lain sebagainya. tapi dari perasaan-perasaan itu, mana yang paling dominan? takut, itu yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat. jangan-jangan makanan yang saya makan seperti itu, jangan-jangan makanan yang dijual di sana seperti itu, jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu.begitu juga iklan layanan masyarakat yang "melarang" anak-anak jajan di pinggir jalan karena membuat sakit, itu juga iklan yang menjatuhkan kaum pinggiran yang mencoba bangkit dengan semangat mereka. menurut saya, tayangan itu bagus, tapi kurang pas. kenapa?
di reportase investigasi, berapa rasio durasi antara produk yang baik dan produk buruk? bukankan lebih banyak diangkat produk buruknya? tayangan itu terlalu menjustifikasi kalau makanan-makanan pinggiran jalan selalu tidak higienis dan berbahaya. mungkin ada benarnya, tapi saya lebih melihat kepada berapa banyak orang yang berjualan di pinggiran. kalau orang-orang sudah takut dengan mereka, rugi dong mereka. padahal mata pencaharian mereka dari berjualan di pinggiran dan mereka berjualan dengan bersih tanpa adanya rekayasa seperti yang ada di tv. mungkin isu tentang kehidupan mereka diangkat oleh program tv lain, tapi justru dijatuhkan oleh program ini.
idealnya, makanan yang dijual di pasaran harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh BPOM dan MUI. tapi, bagi industri rumahan yang hanya dikerjakan sendiri pengolahannya, bagi mereka yang penting produk bisa dibuat dan dijual secepatnya. mereka perlu dukungan agar bisa lepas dari belenggu kemiskinan. masyarakat memang perlu diedukasi mengenadi makanan yang sehat, tapi mereka juga harus diedukasi bagaimana membuat makanan yang sehat. jadi edukasi yang ada tidak hanya satu pihak tapi dua pihak baik produsen maupun konsumen. selama ini seberapa besar rasio edukasi kepada konsumen dengan edukasi kepada produsen? masyarakat lebih ditakut-takuti daripada membuat makanan sehat berbasis masyarakat. kalau kondisinya seperti ini terus, masyarakat industri rumah tangga akan kalah oleh industri makanan yang serba dibungkus plastik kemasan maupun aluminium foil yang terlihat indah. mungkin BPOM dan MUI perlu melakukan tindakan jemput bola. dimana mereka mendatangi para produsen, khususnya produsen makanan berbasis rumah tangga agar makanan yang diproduksi bisa memenuhi standar higienitas dan kehalalan. kalau menunggu mereka mendaftarkan diri ke kantor, hampir dipastikan tidak akan melakukannya sebelum mereka memiliki cukup modal dan keuntungan. tapi, bagaimana bisa mendapatkan dan keuntungan kalau usaha mereka dijauhi oleh konsumen. padahal modal mereka terbatas dan harus dibagi dengan kebutuhan pokok harian.
sinergisitas dalam universalitas, perlu sinergisitas antar bidang. dinas kesehatan jangan hanya "hobi" men-sweeping makanan tidak sehat, tapi juga harus mengajarkan bagaimana masyarakat dapat membuat makanan sehat. dinas yang terkait adalah dinas/kementrian kukm (koperasi dan usaha kecil menengah). demikian pula media massa, mohon mengedukasi masyarakat bagaimana membuat produk yang baik dan edukasi tentang produk menjijikkan perlu ada tapi dengan porsi yang tepat.