Berita tentang Rhoma Irama yang dijadikan calon presiden oleh PKB menjadi sebuah hal yang menarik bagi kita. banyak yang setuju dan banyak pula yang kontra. latar belakang sebagai Raja Dangdut seolah menjadi penghalang ia maju menjadi orang nomor satu di negeri ini. dan, PKB sebagai partai pengusung Bang Rhoma pun menjadi sorotan karena dianggap hanya memanfaatkan popularitasnya semata tanpa mempertimbangkan pengetahuannya dalam masalah politik dan pemerintahan. saya sih setuju saja ia dicalonkan jadi presiden.
Bagi saya, pencalonan Rhoma Irama sebagai calon presiden adalah hal yang sah-sah saja, mengingat setiap warga negara berhak memilih dan dipilih dalam pemilu. jangankan Bang Rhoma, saya pun berhak dipilih, tapi karena saya sadar diri maka saya cukup mengambil hak memilih saja :).
apakah karena latar belakangnya yang dangdut maka kita menolaknya? coba kita bandingkan dangdut versi beliau dengan dangdut koplo kampung. apakah Bang Rhoma menyanyikan lagu dangdut yang full goyang entah itu goyang ngebor, goyang gergaji, goyang martil, goyang itik, goyang ayam, goyang sapi, dan lain sebagainya? tidak bukan. justru dalam mebuat dan menyanyikan lagu dangdut penuh dengan pesan misal mirasantika, begadang, dan lain sebagainya. mungkin image kita tentang dangdut adalah dangdut yang gitu-gitu, yang full seksi, dan yang fals.
kita juga harus ingat bahwa Rhoma Irama adalah sahabat dari kyai kondang, kyai sejuta umat Zainuddin MZ. kita ingat ketika Kyai Zainudin MZ meninggal dunia, Rhoma Irama sampai meneteskan air mat karena kehilangan seorang sahabat. dan sebagai sahabat, Rhoma Irama juga berperan sebagai pendakwah. apakah ketika beliau berdakwah dalam sebuah majelis pengajian lalu bersikap sama seperti ketika di panggung? tidak bukan.
posisi beliau sebagai pendakwah kini juga disoroti karena masalah SARA. saat masa kampanye pilkada DKI Jakarta, ia dalam majelis pengajian menyampaikan "orang Islam memilih pemimpin muslim dan jangan memilih non Islam". apakah itu SARA? saya rasa tidak. kita harus ingat bahwa pernyataan itu memang ada dalilnya di dalam agama Islam. kedua, pernyataan tersebut disampaikan dalam forum yang isinya sepenuhnya muslim. ketika ada yang merekam dan menyebarluaskan ke luar forum, apalagi tanpa seizin yang direkam, maka yang menyebarluaskan itu yang bersikap SARA.
kita butuh pemimpin yang tahu benar dan salah, bukan hanya pemimpin yang populer. dengan modal beliau sebagai pendakwah, harapannya apa yang dilakukan oleh kita semua ada ilmunya, khususnya ilmu agama. sehebat apa pun rencana kita jika tidak ada izin dari yang memiliki Indonesia dan dunia ini, usaha kita hanya akan sia-sia. kita ingat pesan dari Kyai Zainudin MZ, kita tidak hanya perlu tontonan tapi juga perlu tuntunan. Bang Rhoma sudah membuktikan bahwa ia tidak hanya sekedar penyedia tontonan tapi juga bisa memposisikan diri sebagai tuntunan, dalam bentuk sebagai pendakwah. memang saya merasa beliau masih perlu banyak belajar mengenai pengelolaan negara. :)
saya mendukung bukan karena ia pedangdut tapi karena ia pendakwah. siapa pun artis di Indonesia sah-sah saja maju ke pemerintahan eksekutif maupun jabatan legislatif asal mereka memiliki sisi lain di balik itu. bisa dalam bentuk pendakwah, ilmu dari hasil sekolah, dan lain sebagainya, bukan hanya karena popularitas dan tampang keren. ya kalo memang keren, sudah muka pas-pasan tidak punya latar belakang sosial dan pendidikan, popularitas pun karena hasil instan.
saya mendukung bukan berarti saya nanti akan memilih Bang Rhoma sebagai presiden. jika ada yang lebih baik, saya akan memilih yang lain. :)