Ketika menulis ini, saya sedang berada di LDR coffee. Setiap berada di sini, saya selalu teringat dengan pesan dari Prof. Renald Kasali, bahwa teori hierarkhi kebutuhan atau segitiga Maslow kini telah mengalami anomali. Jika Anda berada pada kompetensi yang mendalami ini dan merasa bahwa saya salah, silakan Anda sampaikan.
Dari dahulu yang saya ketahui dari segitiga kebutuhan Maslow itu adalah, yang terbawah merupakan kebutuhan dasar manusia yang meliputi sandang, pangan, papan. Sedang yang berada di paling atas adalah merupakan bentuk kebutuhan manusia dalam rangka aktualisasi diri kepada Tuhan-nya. Pesan dari Prof. Renald Kasali, bagian paling bawah sudah mengalami pergeseran bahwa yang menjadi kebutuhan paling mendasar saat ini adalah internet dan stop kontak.
Jika saya salah mengenai segitiga Maslow saya mohon maaf, tetapi memang benar bahwa kemana pun kita pergi kita harus ada akses internet dan kondisi baterai gadget full. Jika tidak ada kuota internet di gadget, maka mencari wifi adalah jalan terbaik. Dan ketika baterai di gadget habis, harus buru-buru mencari stop kontak atau power bank. Iya apa iya?
Kita tidak bisa memungkiri itu karena memang itulah hal yang saat ini terjadi. Kita merasa harus terhubung dengan setiap titik di dunia ini. Dan agar itu terjadi, internet dan listrik harus ada. Jika tidak, pasti rasanya akan ada yang hilang.
Disadari atau tidak, meskipun kita tidak makan tetapi jika masih bisa online, maka rasanya sudah kenyang. Meski bangun tidur dan hanya menggunakan celana kolor, maka yang dilakukan pertama adalah online. Meski belum memiliki rumah sendiri atau berada di jalanan sepanjang hari, selama masih bisa online merasa sudah cukup. Itu berarti online telah mengalahkan segalanya.
By FireflySixtySeven - Own work using Inkscape, based on Maslow's paper, A Theory of Human Motivation., CC BY-SA 4.0, Link
Anomali teori hierarkhi kebutuhan pasti akan terjadi. Dan itu talh terjadi sekarang dengan internet dan listrik sebagai kebutuhan itu. Kita tidak tahu bagaimana sepuluh tahun mendatang. Hal ini karena perkembangan teknologi semakin bergerak cepat, bukan lagi linear dengan kehidupan melainkan eksponensial. Tetapi kita harus selalu ingat bahwa sebaik apapun hardware dan software, selama tidak didukung oleh brainware yang baik, maka keduanya hanya akan menjadi sampah. :D