
Dengan segala sisi negatif yang sering terpikirkan mengenai pasar tradisional, sisi kekeluargaan menjadi hal positif yang tidak bisa dilepaskan dari pasar tradisional. Saling kenal dan saling bertegur sapa, hal yang hampir tidak mungkin terjadi di pasar modern. Akan menjadi aneh ketika penjaga toko di pasar modern menanyakan kabar keluarga dari pembelinya. Di pasar modern, yang ada adalah transaksi ekonomi semata. Kita datang, ambil barang, bayar, lalu pergi, begitu seterusnya. Tetapi di pasar tradisional, bukan hal yang aneh ketika bertanya bagaimana kabar keluarga di rumah. Dan bukan hal yang aneh ketika ada pedagang atau pembeli yang biasaya berbelanja memiliki hajat mantu, mereka ikut kondangan. Begitu pula ketika salah satu mengalami musibah semisal ada salah satu anggota keluarga meninggal, mereka ikut melayat.
Revitalisasi pasar tradisional sangat perlu. Pasar tradisional yang selama ini dikenal dengan kotor dan kumuh harus dibuat menjadi lebih bersih dan nyaman. Tetapi di sisi lain, jangan sampai revitalisasi ini justru menghilangkan ruh kekeluargaan yang dibangun di sana. Jangan sampai pasar tradisional diubah dan disulap menjadi seperti pasar modern tetapi antara penjual dan pembeli menjadi tidak saling mengenal. Jika memang begitu, tidak perlu ada revitalisasi. hehe. Karena kekuatan utama dari pasar tradisional adalah saling mengenal, saling bertatap muka, saling menanyakan kabar, dan sering saling berhutang dan memberikan hutangan, saya belum pernah menemui adanya pemakaian media dunia maya, internet beserta sosial media, di sana.
Pasar, terkhusus pasar tradisional, bukan sekedar tempat penjual dan pembeli bertemu untuk kegiatan jual dan beli. Ada kehidupan yang terbangun di sana. Dalam buku Kota di Djawa Tempo Doeloe karangan Oliver Johannes Raap, dijelaskan bahwa pasar adalah salah satu pembentuk kehidupan suatu kota. Dulu ada banyak pasar yang hanya ada di hari-hari tertentu, semisal Pasar Rebo, Pasar Minggu dan sebagainya. Kini pun masih banyak pasar yang hanya ramai pada hari tertentu. Semisal Pasar Tempel tempat saya sering berbelanja, ramai pada pasaran Wage dan Legi, Sedangkan Pasar Sleman akan sangat ramai pada pasaran Pahing, dan sebagainya.
Jika kita mau menelaah kehidupan di pasar tradisional, banyak hal di sana. Tetapi di balik itu, pasar tradisional sudah memberi banyak kehidupan berupa nafkah pada banyak keluarga yang ada di dalamnya. Pasar tradisional adalah kehidupan dan banyak orang hidup di dalamnya. :)